Pengrtian Teknologi dan Media Pembelajaran
Teknologi
Pendidikan
Proses
pembelajaran yang tidak singkat membutuhkan bermacam cara dan inovasi yang
dapat menumbuh kembangkan semangat dan kreatifitas pelajar maupun pengajar.
Sebuah
cara dengan memanfaatkan teknologi, baik dari segi fisiknya maupun ide-ide yang
ada di dalamnya adalah satu jalan yang baik untuk digunakan dalam rangka
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam sebuah sistem pembelajaran.
Teknologi secara`eksoteris yang nampak sebagai wujud fisik peradaban modern
maupun secara esoteris sebagai cara-cara non fisik yang menjadi bagian
keseharian hidup manusia modern adalah bagian penting dalam pembentukan
karakter semangat belajar civitas pendidikan dan pencapaian tujuan sistem
pembelajaran yang ingin didapatkan. Dengan catatan bahwa cara dan menggunakan
teknologi dengan tepat juga merupakan bagain vital yang ada dalam teknologi
pendidikan.
Arti
penting teknologi pendidikan akan terlihat di situ sebagai sebuah cara yang
menjadikan pembelajaran akan tetap terus dinamis membentuk dirinya. Dinamis
dalam keteraturan dan semakin terbukanya peluang bagi sebuah sistem pendidikan
untuk mencapai tujuannya. Teknologi pendidikan adalah instrumen penting dalam
sistem pembelajaran dalam dunia modern bahkan paska modern. Karena semakin
modern satu masyarakat, semakin sistematis pula cara hidupnya. Teknologipun
baik yang diterapkan dalam sistem pendidikan maupun di luar itu adalah bagian
sistematisasi cara hidup manusia modern yang diteruskan manusia postmodern.
Teknologi
pendidikan seringkali didefinisikan sebagai penerapan prinsip-prinsip ilmu
pengetahuan dalam menyelesaikan permasalahan belajar. Menurut Para ahli, ilmu
dan teknologi tidak terpisahkan dengan upaya mencari penyelesaian dalam
berbagai masalah pendidikan. Kegiatan yang mula sekali digarap dalam teknologi
pendidikan adalah mengembangkan pembelajaran terprogram. Hadirnya komputer,
lahirnya produk program video dan multimedia interaktif dapat dimanfaatkan
dalam kegiatan pembelajaran.
Teknologi pendidikan sesuai dengan definisi tahun 1994 telah menetapkan lima kawasan (bidang gerapan), yaitu perancangan, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian. Teknologi pendidikan telah memberikan tempat berkaitan dengan adanya keragaman, spesialisasi, penggabungkan unsur-unsur definisi dan kawasan bidang yang tradisional sekalipun. Setiap kawasan dalam bidang teknologi pendidikan memberikan sumbangan terhadap teori dan praktek sebagai landasan profesi teknologi pendidikan.
Teknologi pendidikan mencakup pengertian belajar melalui media massa, sistem pelayanan pembelajaran serta sistem pengelolaan pendidikan dan pembelajaran. Teknologi dalam pendidikan digunakan untuk menjelaskan penerapan teknologi pada sistem pelayanan pendidikan seperti pelaporan nilai, jadwal kegiatan dan keuangan. Teknologi pembelajaran didefinisikan sebagai bagian dari teknologi pendidikan dengan alasan bahwa instruksional (pembelajaran) merupakan bagian dari pendidikan yang sifatatnya terarah dan terkendali. Teknologi pendidikan merupakan aplikasi strategi dan taktik yang sistemik dan sistematik yang diadopsi dari konsep ilmu perilaku, ilmu pengetahuan alam dan pengetahuan lainnya yang digunakan dalam upaya memecahkan masalah pembelajaran.
Teknologi pendidikan sesuai dengan definisi tahun 1994 telah menetapkan lima kawasan (bidang gerapan), yaitu perancangan, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian. Teknologi pendidikan telah memberikan tempat berkaitan dengan adanya keragaman, spesialisasi, penggabungkan unsur-unsur definisi dan kawasan bidang yang tradisional sekalipun. Setiap kawasan dalam bidang teknologi pendidikan memberikan sumbangan terhadap teori dan praktek sebagai landasan profesi teknologi pendidikan.
Teknologi pendidikan mencakup pengertian belajar melalui media massa, sistem pelayanan pembelajaran serta sistem pengelolaan pendidikan dan pembelajaran. Teknologi dalam pendidikan digunakan untuk menjelaskan penerapan teknologi pada sistem pelayanan pendidikan seperti pelaporan nilai, jadwal kegiatan dan keuangan. Teknologi pembelajaran didefinisikan sebagai bagian dari teknologi pendidikan dengan alasan bahwa instruksional (pembelajaran) merupakan bagian dari pendidikan yang sifatatnya terarah dan terkendali. Teknologi pendidikan merupakan aplikasi strategi dan taktik yang sistemik dan sistematik yang diadopsi dari konsep ilmu perilaku, ilmu pengetahuan alam dan pengetahuan lainnya yang digunakan dalam upaya memecahkan masalah pembelajaran.
Mengalami perubahan
Kawasan
pengembangan teknologi pendidikan berakar pada produksi media melalui proses
yang terus mengalami perubahan dalam kemampuan media yang kemudian berakibat
pada perubahan dalam kawasan (bidang garapan). Terhadap kawasan (bidang
garapan) pengembangan dapat diorganisasikan dengan empat kategori teknologi,
yaitu: (1) Teknologi cetak sebagai penyedia landasan untuk kategori yang
lainnya; (2) Teknologi audiovisual; (3) Teknologi berasaskan komputer, dan; (4)
Teknologi terpadu. Kawasan pengembangan juga mencakup berbagai fungsi
perancangan, produksi dan penyampaian, maka suatu bahan dapat dirancang dengan
menggunakan satu jenis teknologi, sedang dalam produksi bisa menggunakan
teknologi yang lain, dan dalam kegiatan penyampian dapat menggunakan teknologi yang
lain lagi.
Konsep perancangan dalam pengertian lain sebagai perancangan sistem pembelajaran yang bersifat makro, seperti mengidentifikasi tujuan umum, tujuan khusus, dan tentang isi (bahan) pembelajaran. Perancangan pendidikan (pembelajaran) yang bersifat makro menentukan dan mengurutkan kegiatan, juga bersifat aplikasi khusus, seperti halnya perancangan layar pada kawasan (bidang garapan) pengembangan dalam teknologi pedidikan.
Dalam konteks kecenderungan dan permasalahan teknologi cetak dan teknologi audiovisual mencakup peningkatan perhatian terhadap perancangan teks, kerumitan visual, dan penggunaan isyarat warna. Kecenderungan dan permasalahan dalam teknologi komputer dan teknologi terpadu dari kawasan pengembangan terletak pada tantangan dalam merancang teknologi interaktif, penerapan konsep konstruktivis, teori belajar sosial, sistem pakar, otonomi peralatan pengembangan, dan aplikasi untuk belajar jauh.
Menurut Seels dan Richey (1996) bahwa dalam perkembangan gerakan pembelajaran audiovisual mengorganisasikan dan mempromosikan penggunaan bahan audiovisual. Persediaan bahan pembelajaran dapat berkembang karena ada peningkatan produksi dan mendorong lahirnya cara baru untuk membantu guru/dosen agar pembelajarannya lebih efektif dan efisien. Pada waktu itu banyak sekolah dan perguruan tinggi mulai mendirikan pusat media pembelajaran, dan proyek pengembangan kurikulum yang masukkan media dalam programnya, sehingga memberikan kontribusi besar terhadap kawasan pemanfaatan ini.
Konsep pengelolaan merupakan bagian integral dalam teknologi pendidikan dan kawasan yang paling banyak berperan dalam teknologi pendidikan. Setiap ahli secara individu dalam kawasan ini dituntut untuk memberikan pelayanaan pengelolaan dalam berbagai latar. Seorang ahli teknologi pendidikan terlibat dalam pengelolaan proyek pengembangan pembelajaran, pengelolaan terhadap kasus demi kasus yang sangat bervariasi, namun keterampilan pengelolaan yang mendasarinya relatif tetap sama dalam kasus apapun yang digarapnya. Kawasan (bidang garapan) pengelolaan yang dilaksanakan semua berasal dari administrasi pusat media, program media dan pelayanan media.
Sistem komputerisasi
Konsep perancangan dalam pengertian lain sebagai perancangan sistem pembelajaran yang bersifat makro, seperti mengidentifikasi tujuan umum, tujuan khusus, dan tentang isi (bahan) pembelajaran. Perancangan pendidikan (pembelajaran) yang bersifat makro menentukan dan mengurutkan kegiatan, juga bersifat aplikasi khusus, seperti halnya perancangan layar pada kawasan (bidang garapan) pengembangan dalam teknologi pedidikan.
Dalam konteks kecenderungan dan permasalahan teknologi cetak dan teknologi audiovisual mencakup peningkatan perhatian terhadap perancangan teks, kerumitan visual, dan penggunaan isyarat warna. Kecenderungan dan permasalahan dalam teknologi komputer dan teknologi terpadu dari kawasan pengembangan terletak pada tantangan dalam merancang teknologi interaktif, penerapan konsep konstruktivis, teori belajar sosial, sistem pakar, otonomi peralatan pengembangan, dan aplikasi untuk belajar jauh.
Menurut Seels dan Richey (1996) bahwa dalam perkembangan gerakan pembelajaran audiovisual mengorganisasikan dan mempromosikan penggunaan bahan audiovisual. Persediaan bahan pembelajaran dapat berkembang karena ada peningkatan produksi dan mendorong lahirnya cara baru untuk membantu guru/dosen agar pembelajarannya lebih efektif dan efisien. Pada waktu itu banyak sekolah dan perguruan tinggi mulai mendirikan pusat media pembelajaran, dan proyek pengembangan kurikulum yang masukkan media dalam programnya, sehingga memberikan kontribusi besar terhadap kawasan pemanfaatan ini.
Konsep pengelolaan merupakan bagian integral dalam teknologi pendidikan dan kawasan yang paling banyak berperan dalam teknologi pendidikan. Setiap ahli secara individu dalam kawasan ini dituntut untuk memberikan pelayanaan pengelolaan dalam berbagai latar. Seorang ahli teknologi pendidikan terlibat dalam pengelolaan proyek pengembangan pembelajaran, pengelolaan terhadap kasus demi kasus yang sangat bervariasi, namun keterampilan pengelolaan yang mendasarinya relatif tetap sama dalam kasus apapun yang digarapnya. Kawasan (bidang garapan) pengelolaan yang dilaksanakan semua berasal dari administrasi pusat media, program media dan pelayanan media.
Sistem komputerisasi
Adanya pembaruan terhadap perpustakaan dengan program media melahirkan pusat media dan ahli perpustakaan media sekolah, berbagai program media sekolah bergabung dengan bahan cetak dan noncetak sehingga meningkatnya penggunaan sumber teknologikal dalam kurikulum pendidikan. Pengelolaan ini terkait dengan sintesis dari difusi inovasi, teknologi kinerja dan pengelolaan kualitas dapat menjadi alat yang ampuh dalam upaya perubahan organisasi. Penggabungan antara sistem informasi dan pengelolaan akan terus berkembang dan pengambilan keputusan dalam kawasan (bidang garapan) pengelolaan menjadi semakin tergantung pada sistem komputerisasi dan inforamasi.
Kawasan penilaian adalah aktivitas manusia sehari-hari selalu menukar nilai aktivitas atau kejadian berdasarkan kepada sistem penilaian tertentu. Pengembangan program pendidikan formal, banyak di antaranya yang didanai oleh pemerintah pusat karena telah menentukan program penilaian yang bersifat formal tersebut. Maka oleh karena itu, penilaian terhadap berbagai program ini memerlukan penerapan prosedur yang lebih sistematis dan ilmiah pula.
Perkembangan teknologi pendidikan sebagai suatu gerakan dalam berbagai kawasan (bidang garapan) dan profesi. Profesi berkaitan sekali dengan pengetahuan yang menjadi dasar dari definisi teknologi pendidikan dalam kegiatannya berfokus bahwa teknologi pendidikan sebagai bidang kajian dan praktek. Sedangkan dalam definisinya juga menekankan peran dari pada kaum praktisi, kegiatan para ilmuwan dan kaum praktisi, sebuah proses dan produk sangatlah penting untuk dikembangkan dalam setiap kawasan (bidang garapan) teknologi pendidikan, dan berbagai permasalaham yang susah dimengerti dan dikenali kaum profesi agar dihilangkan dari definisi teknologi pendidikan.
Pengertian Teknologi dan Media
Pendidikan
Secara
epistemologis, teknologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu techne dan logos.
Techne secara harfiah dapat diartikan sebagai cara, pengetahuan, keahlian,
ketrampilan. Dan logos sendiri adalah ilmu. Jadi secara harfiah teknologi dapat
diartikan sebagai ilmu untuk menggunakan keahlian. Dan kemudian jika teknologi
yang biasanya identik dengan bagian-bagian natural scientis, digunakan
sebagai bagian dalam pendidikan yang bertujuan menghidupkan kreatifitas anak
didik dan pengajarnya, teknologi pendidikan adalah sebuah cara untuk meraih
tujuan pendidikan dengan menggunakan media-media teknologi yang dihasilkan
manusia untuk membantu menumbuhkembangkan kreatifitas berfikir siswa dalam
sebuah sistem pendidikan.
Sedangkan dalam pengertian lain teknologi
pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan terpadu yang meliputi manusia,
prosedur, ide, alat dan organisasi, untuk menganalisis masalah serta merancang,
melaksanakan, menilai, dan mengelola usaha pemecahan masalah yang berhubungan
dengan segala aspek belajar
Ada
beberapa pendapat yang agak berbeda satu sama lain tentang teknologi
pendidikan. Pertama, teknologi pendidikan diartikan sebagai sekedar hardware
yang dapat menunjang kegiatan dalam sistem pembelajaran. Hardware sendiri
adalah komponen-komponen media teknologi yang dapat digunakan sebagai sarana
yang menunjang kemajuan sebuah sistem pengajaran. Media-media tersebut, dapat
berupa televisi, radio, internet, komputer, dan bermacam media lainnya.
Kedua, teknologi
diartikan sebagai keseluruhan komponen yang ada dalam sebuah sistem pendidikan,
baik peralatan-peralatan media teknologi maupun tehnik-tehnik pengembangan yang
selalu progres menuju sebuah proses pelajaran yang dinamis sesuai dengan tujuan
pendidikan yang hendak dicapai. Sesuai dengan apa yang dinyatakan Prof. Dr.
Nasution, teknologi pendidikan adalah perpaduan software dan hardware sistem
pendidikan, dengan melihat bahwa mengajar dan belajar adalah masalah yang harus
dapat diselesaikan dan dihadapi secara rasional dan alamiah. (Teknologi
Pendidikan, 2005).[1]
Sejalan
dengan pengertian kedua, teknologi pendidikan melihat bahwa komponen-komponen physically
di dalamnya hanyalah sebuah alat peraga yang dapat bermanfaat saat itu
dikaitkan dengan sistem pendidikan atau program pendidikan. Atau dengan kata
lain, komponen-komponen fisik (hardware) itu baru nampak perannya bila
diterapkan sesuai dengan program-program dalam sebuah sistem pendidikan (software).
Sedangkan
untuk media pendidikan bila dilihat seksama dengan memperbandingkannya dengan
teknologi pendidikan, maka akan nampaklah kesamaan media pendidikan dengan
teknologi pendidikan. Dengan catatan, jika itu mengacu pada pengertian
teknologi pendidikan yang pertama. Yaitu yang menyatakan bahwa media pendidikan
adalah berbagai jenis komponen yang ada dalam lingkungan sistem pengajaran
diterapkan untuk merangsang minat pembelajaran atau untuk men-support
kegiatan belajar mengajar agar lebih baik dalam pelaksanaanya. Jadi media
pendidikan adalah hardware yang biasa digunakan dalam sistem pembelajaran.
Meskipun secara harfiah antara teknologi pendidikan dan media pendidikan
memiliki arti yang berbeda. Jika tadi di atas disebutkan bahwa secara
harfiah teknologi pendidikan diartikan pengetahuan atau cara-cara yang digunakan
dalam sistem pendidikan, maka media pendidikan adalah penghantar yang dapat
membantu siswa menerima pengetahuan yang diajarkan oleh sebuah sistem
pembelajaran. Sesuai dengan kata epistemologinya yang menyatakan bahwa media
yang berasal dari bahasa Latin itu berarti sebagai sebuah penghantar, atau
perantara.
Meskipun ada perbedaan signifikan ketika melihat
perbedaan kedua istilah ini, ketika media dan teknologi pendidikan diartikan
secara harfiah, namun jika membaca pengertian media pendidikan yang diberikan
oleh Briggs maka kita akan memiliki kesimpulan bahwa keduanya adalah sama.
Briggs sendiri menyatakan bahwa media pendidikan adalah alat fisik yang dapat
menyajikan pesan-pesan serta merangsang siswa untuk belajar. (Media
Pendidikan:1984)[2]. Jadi melihat pengertian ini, saya
menyimpulkan bahwa antara keduanya tidaklah ada perbedaan secara menyeluruh,
baik dengan menggunakan pengertian yang pertama maupun yang kedua. Jika
menggunkan pengertian yang kedua, untuk menyimpulkan bahwa keduanya tidak
memiliki perbedaan signifikan saya sekedar menambahkan pernyataan bahwa media
pendidikan adalah hardware yang digunakan dalam sebuah sistem
teknologi pendidikan. Dengan begitu media pendidikan merupakan bagian dari
teknologi pendidikan yang ada, jadi ketika melihat hal ini demikian maka
tidaklah relevan jika membedakan keduanya secara jelas. Dengan menggunakan
pengertian yang pertama kita sama sekali tidak akan mampu membedakannya karena
keduanya identik satu sama lain, bahkan memang keduanya entitas yang sama. Dan
jika menggunakan pengertian yang kedua maka media pendidikan bukanlah padanan
yang tepat bila hendak dibedakan dengan teknologi pendidikan. Sebagai sebuah
bagian yang independen mungkin media pendidikan dapat dibedakan dengan
teknologi pendidikan. Namun jika sebagai sebuah sistem yang utuh telah menyatu,
maka layaknya air dengan jernihnya, keduanya tidak dapat dikatakan sebagai dua
entitas yang beda, keduanya sama.
Komentar
Posting Komentar